IFRAME SYNC

Upacara Cau Dhu, Sebuah Tradisi Do’a Khusus Yang Dipanjatkan Untuk Leluhur Yang Telah Lama Meninggal


Posbanten.com, Tangerang-Upacara Chau Du, sebuah tradisi yang kaya akan nilai spiritual, di mana doa-doa khusus dipanjatkan untuk leluhur yang telah lama meninggal.

Acara yang berlangsung dengan khidmat di Klenteng Ceng It Thian Kun Bio ini dipimpin oleh Ketua Taosu Jony Tan, dan dihadiri oleh ratusan umat yang datang dengan penuh penghormatan dan kerinduan kepada para leluhur mereka,

Chau Du, yang juga dikenal sebagai “Upacara Pengiriman Berkah,” merupakan ritual penting bagi umat Buddha dan Taoisme.

Tujuan utamanya adalah untuk mendoakan arwah leluhur yang telah lama meninggal agar mereka mendapatkan kedamaian dan penerimaan yang baik di alam baka.

Dalam tradisi ini, umat biasanya mempersembahkan makanan, dupa, dan kertas sembahyang yang dibakar sebagai simbol pengiriman berkah kepada para leluhur.

Ketua Taosu Jony Tan, dalam sambutannya, menjelaskan makna mendalam dari upacara ini.

“Chau Du bukan sekadar ritual, melainkan wujud bakti kita kepada para leluhur yang telah mendahului. Melalui doa-doa ini, kita berharap agar arwah leluhur kita mendapatkan tempat yang layak di alam sana dan terus mendoakan kesejahteraan bagi kita yang masih hidup,” ujar Jony Tan dengan penuh keyakinan. Saat dikonfirmasi awak Media. Minggu, (18/8/2024).

Ia juga menekankan pentingnya melestarikan tradisi ini di tengah masyarakat modern yang kian sibuk dan terkadang melupakan akar spiritualnya.

“Melalui Chau Du, kita diajak untuk merenungkan kembali asal-usul kita, menghargai perjuangan para leluhur, dan mengingatkan diri kita bahwa mereka adalah bagian dari kita yang tak terpisahkan,” lanjutnya.

Upacara Chau Du di Klenteng Ceng It Thian Kun Bio ini berlangsung dengan penuh hikmat. Jony Tan memimpin seluruh rangkaian doa dengan sangat mendalam, diiringi dengan pembacaan sutra dan mantra yang membangkitkan suasana batin yang tenang dan penuh perenungan.

Umat yang hadir dengan penuh konsentrasi mengikutinya, berharap agar doa-doa mereka diterima dan membawa berkah bagi leluhur serta seluruh anggota keluarga.

Selain doa, upacara ini juga diisi dengan berbagai kegiatan lain yang memperkaya makna spiritual, seperti pembagian nasi bungkus dan bantuan sosial kepada kaum dhuafa, sebagai simbol berbagi berkah dari leluhur kepada mereka yang membutuhkan.

Jony Tan menambahkan bahwa kegiatan sosial ini adalah bagian tak terpisahkan dari Chau Du, karena dalam tradisi Tionghoa, berbagi dengan sesama adalah salah satu cara untuk menghormati leluhur.

“Tradisi Chau Du mengajarkan kita untuk tidak hanya mendoakan leluhur, tetapi juga untuk meneruskan nilai-nilai kebaikan yang mereka wariskan. Melalui aksi nyata seperti ini, kita berharap dapat membawa manfaat tidak hanya bagi keluarga kita sendiri, tetapi juga bagi masyarakat luas,” ungkap Jony Tan.

Acara Chau Du ini pun diakhiri dengan pembakaran kertas sembahyang, yang dipercayai sebagai bentuk persembahan kepada leluhur di alam baka.

Para peserta upacara turut larut dalam suasana sakral ini, menyaksikan api yang membakar persembahan, seakan-akan mengirimkan berkah dan pesan cinta kepada leluhur yang telah tiada.

Upacara Chau Du di Klenteng Ceng It Thian Kun Bio ini bukan hanya menjadi momen refleksi spiritual bagi umat yang hadir, tetapi juga sebuah pengingat akan pentingnya menjaga dan melestarikan tradisi budaya yang sarat akan nilai-nilai kebajikan dan penghormatan terhadap leluhur.

Sebuah warisan yang harus terus dirawat agar tidak hilang di tengah arus modernisasi.

(red)

Posted in News

Berita Terkait

Top