Hilang Kepercayaan Kepada PDAM, Warga Kembali Beralih ke Air Tanah
Posbanten.com, Kota Tangerang-Kerap kali mengeluh terkait pelayanan penyedia air bersih oleh perusahaan daerah (PDAM) dalam hal ini yang dikelola oleh Perumda Tirta Benteng (TB) milik pemerintah Kota Tangerang, banyak masyarakat kembali mengkonsumsi air tanah guna memenuhi kebutuhan air bersih untuk kehidupan sehari-hari.
Terutama wilayah pusat Kota Tangerang, di kecamatan Tangerang sejak 1 Agustus 2023 suplai air bersih yang sebelumnya dialirkan dari fasilitas pengolahan air bersih milik Perumdam Tirta Kerta Raharja (TKR) Kabupaten Tangerang di jalan Kisamaun, Sukasari Tangerang telah dihentikan dan diubah alirannya dari pengolahan air milik PT. MOYA yang berlokasi di Neglasari Kota Tangerang.
Kerjasama Perumda TB membeli air olahan PT. Moya yang selanjutnya dialirkan ke masyarakat di wilayah tersebut kerap kali dikeluhkan, namun hingga berjalan waktu hingga kini belum juga ada solusi, dengan aliran air yang kecil menjadi peyebab utama masyarakat memilih air tanah sebagai solusinya.
Setidaknya ada dua Tempat ibadah masjid dan musholla di wilayah Sukasari Kecamatan Tangerang yang terpantau memilih air tanah sebagai solusi guna memenuhi kebutuhan air bersih untuk jamaahnya berwudhu.
“Kan kalo magrib ramai tuh yang jamaah, sering antri dan banyak yang terlambat ikut sholat jamaah karena kran airnya ga bisa dipakai semua buat wudhu karena kecil alirannya, belum lagi kalau mendadak mati pas subuh,” terang salahsatu pengurus DKM Musholla Al-Hidayah, Senin (18/09/2023) usai membuat sumber air tanah.
Hal senada pun diungkapkan oleh salahsatu ibu rumah tangga yang memiliki usaha catering, kerap kecil aliran air dari Perumda TB dirinya memilih menggunakan air tanah untuk kebutuhan sehari-hari dan usahanya.
“Saya kan pake toren air, naik ke atas aja ga sampe airnya, kecil banget paling bisa stok buat mandi dan cuci, udah sering ngeluh sama petugas yang dateng udah ga percaya lah, susah kalo lagi ada pesanan masaknya repot kudu gotong air atau minta tetangga,” papar Ibu, yang enggan disebut namanya Selasa (19/09/2023).
Selain hilangnya kepercayaan terhadap pelayanan Perumda TB terkait pelayanan air bersih, dirinya pun sempat kaget dengan jumlah tagihan yang mencapai jutaan rupiah. Melihat besar tagihan tersebut dirinya menjadi trauma, namun setelah dicek dan bertanya kepada petugas catat meter ternyata tagihan itu salah.
“Kaget sampe dua juta tagihan bulan Agustus padahal airnya kecil, untung belum dibayar sama anak Saya, pas ada yang catat meteran Saya tanya ternyata ga sampe segitu, udah jantungan aja kaget,” tambah Ibu tersebut.
Dilain sisi, melihat halaman media sosial milik Perumda TB di Instagram dengan akun @perumdatb setiap unggahan foto ataupun video kerap diserbu komentar miring yang diduga merupakan masyarakat yang menjadi pelanggan Perumda Tirta Benteng.
Selain kecil dan padamnya aliran air, kualitas air pun kerap dikeluhkan melalui komentar unggahan akun Instagram @perumdatb.
“Seharusnya ada potongan biaya tagihan nich karena air yg didapat skrg sangat tidak berkualitas…utk masak dan mandi harus beli air isi ulang..pny pam percuma jg air nya kotor bgt…” tulis komentar @kusalanandini pada Selasa (19/09/2023) dini hari pada unggahan foto Perumda TB terkait El nino.(Red)