Sebanyak 455 Korban tragedi Satadiun kanjuruan Malang 125 meninggal 21 masih kritis 304 orang luka
Jakarta, posbanten.com
Bareskrim Periksa oprator senjata lontar atau senapan gas air mata. 18 anggota polri, Direktur LIB, ketua PSSI Jatim 455 korban 125 meninggal 21 masih kritis.
Sebanyak 455 Korban tragedi Satadiun kanjuruan Malang 125 meninggal 21 masih kritis 304 orang luka, siapa yang di salahkan,” Suporter Persebaya (bonex) tidk ada yang menonton di seradiun yang banyak menelan korban tersebut.
Karna Panpel melarang bonex datang ke Satadiun laga antara Ara Malang bircu Persebaya Surabaya denga sekor Akir 2-3 di menangkan Persebaya Surabaya.
Ketidak puasanya suporter Arema masuk ke lapangan setelah wasit meniup peluit panjang setelah laga 45X45 berakir dengan sekor 2-3.
Keributan sampai berakir korban 455 orang 125 meninggal catatan buruk buat PSSI Indonesia sebagai penyelenggara olahraga bergengsi (sepak bola)
Semua orang menuding polisi kalau tidak menembakan gas air mata tidak ada korban.
Keributan di lapangan,” penonton yang di tribun ketakutan berlarian mau turun keluar seradiun” hanya ada 1 pintu dari 2 tribun. Pentu belum di buka sama Panpel.
Aparat sudah menembakan senjata gas air mata ke tribun penonton . Inilah yang menjadi masalah ujar suporter fanatik Aremania FC.
Kadiv Humas Polri Irjen Dedi Prasetyo menyampaikan, pihaknya akan memeriksa sejumlah saksi terkait Tragedi Kanjuruhan yang terjadi di Stadion Kanjuruhan Malang, Jawa Timur, Senin, 3 Oktober 2022.
Pemeriksaan dilakukan untuk mengusut tragedi yang menewaskan 125 orang ini.
Tim investigasi Polri akan memeriksa Direktur PT LIB, Ketua PSSI Jatim, Ketua Panpel Arema FC, serta Kadispora Jawa Timur.
“Saksi yang diperiksa antara lain dari Dirut LIB, Ketua PSSI Jatim, kemudian ketua panitia penyelenggara dari arema, kemudian Kadispora Provinsi Jatim yang insyaallah akan dimintai keterangannya oleh penyidik hari ini,” ujar Dedi, Senin 3 Oktober 2022.
Tidak hanya itu, Polri juga sedang memeriksa sejumlah personel kepolisian yang bertugas dalam pengamanan di stadion itu.
Sejauh ini tim internal Bareskrim yang terdiri dari timsus dan Propam sudah memeriksa 18 orang mulai dari perwira dan Pamen (perwira menengah).
“Pemeriksaan ini untuk mengetahui siapa yang bertanggungjawab sebagai operator pemegang senjata pelontar. Ini yang sedang kami dalami terkait manager pengamanannya,” ujarnya.
Dedi menambahkan, tim Inafis dan Labfor juga terus bekerja melakukan olah TKP.
Adapun tim Labfor masih bekerja untuk mendalami dan menganalisa 32 titik CCTV di sekitar stadion. Labfor juga memeriksa dan menganalisa 6 buah HP.
“Tiga buah HP teridentifikasi milik korban dan 3 masih proses karena HP tersebut dipassword. Selain itu, tim Inafis dan Labfor nantinya setelah menganalisa CCTV.
Tim DVI juga akan mengidentifikasi terkait terduga pelaku pengerukan di dalam dan luar stadion,” terangnya sembari mengatakan bahwa kerja tim investigasi diawasi eksternal dari Kompolnas.
Dedi mengatakan bahwa Inafis Polri bersama DVI juga berhasil mengidentifikasi 125 korban yang meninggal dunia.
Sementara, korban luka berat ada 21 orang dan luka ringan sebanyak 304 orang. Total korban Tragedi Kanjuruhan ada 455 orang.
“Untuk data korban sampai siang ini, korban meninggal dunia sebanyak 125 orang. Luka berat sebanyak 21 orang dan luka ringan sebanyak 304 orang,” katanya.
Dedi menambahkan, tim investigas juga terus berkoordinasi dengan Menpora, Ketum PSSI, Pemprov Jatim, Forkopimda untuk mengusut tuntas kasus ini.
Arfaiz / posb